3 hafizd termuda sedunia
Headlineislam.com – Dalam sebuah forum debat terbuka,
seorang muslimah bertanya kepada pendeta yang menjadi narasumber, adakah orang
yang hafal Alkitab sebagaimana banyak Muslim yang hafal Al-Qur’an?
Bukannya menyajikan fakta atau
alasan rasional, jawaban pendeta tersebut justru terkesan merendahkan Al-Qur’an. Ia menyebut Al-Qur’an mudah dihafal karena
sangat tipis.
“Di dunia ini tak mungkin ada
orang yang hapal Alkitab di luar kepala. Sejenius apa pun orang itu, tidak
mungkin baginya hapal Alkitab di luar kepala, sebab Alkitab itu adalah buku
yang sangat tebal, jadi sulit untuk dihapal. Berbeda dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah buku yang sangat
tipis, makanya mudah dihapal,” jawab pendeta bertitel doktor teologi itu.
Mendapati jawaban ini, H. Insan
LS Mokoginta ‘merebut’ mic dari muslimah tersebut dan melanjutkan pertanyaan.
“Maaf pak Pendeta, tadi bapak
mengatakan bahwa Al-Qur an adalah buku yang sangat tipis, makanya gampang dihapal di luar
kepala. Tapi pak Pendeta, setipis-tipisnya Al Qur’an itu ada sekitar 500 s/d
600 halaman, jadi cukup banyak juga lho!! Tapi kenyataannya di dunia ini ada
jutaan orang yang hapal Al Qur’an di luar kepala. Bahkan anak kecil pun banyak
juga yang hapal di luar kepala, walaupun artinya belum dipahami. Sekarang saya
bertanya kepada pak Pendeta, Alkitab itu terdiri dari 66 kitab bukan? Jika pak
Pendeta hapal satu surat saja di luar kepala (1/66 saja), semua yang hadir di
sini jadi saksi, saya akan kembali masuk agama Kristen lagi!”
Mendengar pertanyaan dan
tantangan ini, forum menjadi tegang. Kalangan Muslim khawatir pendeta tersebut
benar-benar hafal karena konsekuensinya sangat berat, Insan harus masuk Kristen
lagi.
Namun ketegangan juga tampak dari wajah pendeta dan pendukungnya. Ada
beberapa pendeta yang hadir pada saat itu, mereka semua terdiam dengan wajah
menegang. Ternyata tak ada yang hafal Alkibat walau satu ‘surat’.
Mengetahui para pendeta tak ada
yang hafal, Insan menurunkan tantangannya. Tak perlu satu ‘surat’, cukup satu
lembar saja.
“Maaf pak Pendeta, usia Anda ada
yang sekitar 40, 50 dan 60 tahun bukan? Jika ada di antara pak Pendeta yang
hapal satu lembar saja bolak-balik ayat Alkitab tanpa keliru titik dan komanya,
saat ini semua peserta menjadi saksinya, saya kembali masuk agama Kristen
lagi!! Silahkan pak!”
Suasana menjadi lebih tegang.
Umat Islam khawatir karena Insan mempertaruhkan keimanannya demi hafalan
sekecil itu. Namun Insan yakin tak ada yang bisa menghafalnya.
Dan ternyata benar. Wajah-wajah
pendeta dan kaum nasrani ini tampak lesu. Tak ada satu pun yang berani menjawab
tantangan Insan. Bahkan ketika insan menantang seluruh hadirin, tidak hanya
pendeta yang berada di depan. Tak ada yang berkutik.
“Mengapa Al Qur’an mudah dihafal?
Karena ia kalamullah. Mukjizat. Mengapa tak ada yang hafal Alkitab? Karena ia
bukan mukjizat,” demikian simpul Ihsan sembari menjelaskan bahwa cetakan tahun
berapapun dan di negara manapun, Al Qur’an pasti sama. Ketika satu negara
mengadakan musabaqah tilawatil Qur’an dan didengar penduduk negara lain,
niscaya bisa diikuti dan dinilai bacaan itu benar atau salah.
Kesimpulan Ihsan itu membawa
kegetiran tersendiri bagi orang-orang yang tak suka mendengarnya.
Sumber : Bersamadakwah │ Editor : Arham │ Headlineislam.com
No comments:
Post a Comment