Solo (Headlineislam.com) – Kebangkitan orang-orang PKI di
negeri ini bukan sebuah isapan jempol. Hal ini bisa dibuktikan dengan beberapa
keberhasilan program mereka. Di antaranya adalah penghilangan kurikulum tentang pendidikan bahaya PKI
dan juga pemutaran film G30SPKI.
Dulu sebelum
reformasi kedua hal tersebut bisa didapatkan, namun di masa sekarang para pelajar dan
generasi muda sudah tak paham akan kekejaman PKI dalam membunuh orang yang tak
berdosa.
Tak hanya itu
para kader PKI juga telah berhasil memutar balikkan fakta dengan membuat
beberapa film yang mengisahkan seolah-olah para kader PKI menjadi korban.
Sebagai contohnya film yang berjudul Senyap.
“Saat ini ada
100 anggota DPR yang merupakan kader PKI selain itu mereka juga ada yang
menjadi Walikota dan pejabat negara” ujar Habib Riziq Shihab saat mengisi acara
Tablig Akbar “Sikat Komunis dari NKRI” di Masjid Agung Solo pada hari Selasa,
(10/11/2015).
Imam besar FPI
tersebut juga menjelaskan bahwa para kader PKI beberapa waktu yang lalu juga
terus mendekati Presiden Jokowi agar pemerintah menyampaikan permintaan maaf
kepada para keluarga korban PKI. Aksi mereka tersebut dipelopori oleh Hendardi
Direktur Setara Insitute.
“Jika
pemerintah benar mau meminta maaf, kami seluruh ormas Islam akan mengumpulkan
500 ribu orang di Jakarta dan meminta agar Jokowi mundur sebagai presiden.
Haram meminta maaf kepada PKI karena merekalah yang sebenarnya membunuh
tokoh-tokoh Islam di masa
lalu dan membakar begitu banyak pondok pesantren,” ujarnya.
Mengapa
seluruh tokoh Islam menolak wacana permintaan maaf kepada PKI? Karena beberapa alasan.
Pertama, berarti negara salah dan PKI benar.
Kedua, jika negara salah maka PKI harus
direhabilitasi serta mengembalikan aset dan berhak mendapatkan aset yang dulu
dimiliki. Dalam tuntutannya anggota PKI meminta negara memberikan ganti rugi 1
Milyar kepada satu orang anggota PKI. Jika dikalikan dengan jumlah seluruh
anggota maka negara harus mengganti kerugian sejumlah 1 M kali 3 juta sama
dengan 3000 triliyun.
Selanjutnya
juga diungkapkan secara rinci sejarah masuknya PKI ke Indonesia dan berbagai
usaha revolusi kaum komunis yang memanfaatkan petani dan buruh serta berbagai
intrik politik kader-kader PKI sekarang dalam usahnya menekan pemerintahan
Jokowi untuk mencabut TAP MPRS XXV tahun 1966.
“Siapa yang
mampu melakukan ini semua saudara? Bukan orang kecil saudara. Makanya kita
harus bersatu. Jangan berpecah belah. Penjahat itu sudah siap”, kata Habib
Rizieq
Kepiawaian
Habib Riziq setiap kali dalam memberikan tauziah dengan suara lantang membuat
puluhan ribu jamaah yang hadir saat itu nampak bersemangat meski acara selesai
pada pukul 12 malam. [em/panjimas/headlineislam.com]
Sumber: Panjimas
Editor: Desi R
No comments:
Post a Comment