![]() |
Ustadz Abdul Shomad, Lc. MA |
Oleh : Sahlan Ahmad
Pasalnya, saya pernah dengar kalau di Bali ada beberapa masjid menjadi basic dakwah kelompok Salafi. Di sana, anak-anak Salafi dikenal sangat ta’asub dengan Ustadz-Ustadz mereka.
Lalu apa kaitannya dakwah UAS dengan keberadaan Salafi di Bali?
Jadi begini, kelompok Salafi adalah kelompok yang mengaku paling Salaf sedunia. Dimana-mana mereka salalu berkata, “Yang paling penting adalah dakwah Tauhid.”
Kalau ada saudara muslim lain berbicara tentang politik Islam, membangun peradaban Islam, perjuangan Islam dan lain sebagainya, mereka selalu mencibirnya.
“Percuma berjuang kalau tauhidnya masih campur aduk. Apa itu Aksi Bela Al Qur’an, bagaiman bisa membela Al Qur’an bersama orang yang tauhidnya tidak jelas?” Katanya.
Benarkah mereka mendakwahkan tauhid yang benar?
Jika dakwah tauhidnya benar, pasti akan mendapatkan penolakan oleh pelaku kesyirikan. Itu rumus yang tidak mungkin ditolak oleh siapa pun yang memiliki akal yang waras.
Itulah kenapa dakwah tauhid yang dibawa oleh Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Muhammad dan nabi-nabi yang lainnya selalu dilawan oleh raja dan rakyatnya yang berbuat syirik.
Yang menjadi tanda tanya besar adalah kenapa UAS yang dikenal santun ditolak oleh sebagian oknum Bali. Padahal cara penyampaian UAS terlihat sangat ramah lingkungan.
Sementara dakwah Salafi yang dikenal sangat kaku dan sedikit kasar malah adem ayem saja. Padahal mereka hidup di tengah masyarakat penyembah berhala.
Kalau mereka berkata,”Itu adalah rahmat Allah.” Mungkin iya. Tapi apa iya dakwah tauhid kalian tidak ada tantangannya dari pelaku kesyirikan. Apa kalian lebih hebat dari Rasulullah.
Mungkin mereka juga akan berkata, “Itu karena Salafi di sana menerapkan fikih dakwah.” Berarti Rasulullah tidak paham fikih dakwah?
Mungkin juga mereka akan mengatakan, “Itu karena profokasi dari pihak yang tidak suka dengan UAS.” Lah, masa dakwah tauhid kalian tidak ada satupun yang kesinggung.
Kalau bukan karena itu semua, lalu apa jawabannya?
Itu karena dakwah tauhid versi mereka lebih pada menyinggung perasaan kaum muslimin ketimbang perasaan musuh Islam.
Tauhid versi Salafi lebih sering membuat musuh Islam tertawa ketimbang kaum muslimin bahagia. Lebih senang melihat kaum muslimin sedih dan kecewa dari pada musuh Islam marah.
Di saat kaum muslimin Palestina dibantai, bukannya mengeluarkan perkataan yang menyejukkan hati, malah membuat telinga menjadi merah.
Di saat alim ulama dikriminalisasi, ormas Islam diincar, bukannya memberikan motivasi, malah ikut menjatuhkan kehormatan ulama.
Ternyata, dakwah tauhid versi kalian adalah melukai hati kaum muslimin dan membuat bahagia musuh Islam.
Jika demikian tauhid versi kalian, pantas kalian bisa hidup ayem di tengah komunitas musyrik. Pantaslah jika kelakuan kalian sering seiring-sejalan dengan kaum munafikin. (fsa/headlineislam.com)
Socialize